
Kudus, Dupanews.id – Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) memperingati Hari Pahlawan, Rabu ( 10/11/2021) dengan “caranya” sendiri yang khas. Yaitu melakukan penanaman aneka jenis tanaman, “brokohan” dan berdoa. Dilaksanakan secara serentak di Kabupaten Pati, Grobogan, Blora, Rembang (Jawa Tengah), Bojonegoro , Tuban dan Lamongan (Jawa Timur). Pegunungan Kendeng berada di tujuh kabupaten tersebut
Menurut Gunretno, tokoh utama JMPPK, acara tersebut bertujuan :
untuk mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat. Terutama para pemimpin negeri ini baik daerah maupun pusat, bahwa semangat Yu Patmi akan terus bergelora hendak “mengadili” perusak ibu bumi.
Brokohan sebagai tanda ucapan syukur kepada Gusti Allah yang telah mengaruniakan Ibu Bumi dengan limpahan berkat, terus menanam sumber pangan, terus menghijaukan lahan gundul agar sumber air tetap terjaga,lestari serta terus menentang perusakan kawasan karst Pegunungan Kendeng yang terus menerus dikeruk hingga hari ini sebagai bahan baku semen. “ Padahal sesuai dengan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pegunungan Kendeng yang merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo, merekomendasikan untuk melindungi kawasan karst Kendeng (cekungan air tanah (CAT) Watuputih dan lain lain ). Kami juga tetap menolak pendirian pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng” tuturnya
Gunretno menambahkan , mengenang jasa pahlawan yang dengan tulus ikhlas berjuang bahkan hingga mengorbankan nyawanya demi kepentingan rakyat banyak, membuat kami semakin bertekad bulat untuk terus berjuang demi Ibu Bumi.
Ibu Bumi telah memberikan berkatnya untuk kita usahakan bagi berlangsungnya hidup dan kehidupan, bukan untuk kita jarah habis-habisan untuk kepentingan nafsu serakah segelintir orang di negeri ini.
Mengenang para pahlawan berarti mengenang pula pengorbanan Yu Patmi, Salim Kancil, dan masih banyak lagi jiwa yang melayang saat memperjuangkan ruang hidup, kelestarian Ibu Bumi dan memperjuangkan keadilan.
Mereka adalah juga Pahlawan Kehidupan, yang berjuang bukan demi perut sendiri, tetapi berjuang bagi semua sedulur tani termasuk bagi kita semua agar alam ini tetap lestari memberikan penghidupan. Mari kita ambil bagian dalam proses perbaikan negeri ini.
Akhirnya Gunretno menyodorkan tembang gambuh;
Patmi pahlawanku
Wani mati kanggo anak putu
Merjuangke slamete Ibu bumi
Dimen lestari alamku
Patmi patriote bumi
(Patmi adalah pahlawanku yang berani mati untuk anak putu,berjuang demi menyelamatkan Ibu Bumi, supaya alamku tetap lestari, Patmi adalah sang patriot BUMI)
Patmi sendiri tercatat sebagai warga Desa Larangan Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Ia meninggal karena serangan jantung saat dalam proses ikut unjukrasa
di depan istana Jakarta 20 Maret 2017. Seorang perempuan pemberani anggota JMPPK.(Sup)