Pendidikan

Puisi Untuk Pahlawan Kemanusiaan

Share

Sudah 15 Bulan  Bersimbahpeluh Berbalut Hazmat

Bandung, Dupanews.id

Jam menunjukan pukul 00.30.

Dini hari telah menjelang.

Sepi, dan hening

beberapa orang  nakes tertidur di sela-sela meja di tempat kerja.

Kelelahan  didera jam kerja yang mulai tidak jelas.

Seorang dokter duduk sendiri mencoba memahami situasi yang dihadapinya.

Hembusan nafas panjang mengiringi bisikannya di dalam hati

Ah..sudah lima belas bulan aku dan teman-teman nakes di seluruh negeri

bekerja keras bersimbah peluh dalam balutan hazmat level tiga

meneyelamatkan pasien dengan resiko tertular penyakit dari pasien.

Kelelahan fisik dan mental sudah mendekati ambang batas.

Tingkat kematian menaik tajam  dengan munculnya varian delta

Pasien terus berdatangan ke rumah sakit untuk dirawat

IGD, ICU dan ruang isolasi  penuh.

Lorong-lorong rumah sakit penuh dengan pasien.

Pasien dengan kondisi fisik yang sudah lemah terpaksa

harus antri  berjam-jam di IGD untuk mendapatkan perawatan.

Pasokan oksigen dan obat-obatan menipis bahkan

di beberapa rumah sakit persediannya habis.

Para nakes kelelahan bekerja tanpa mengenal waktu.

Ah..sudah lebih dari seribu teman nakes telah gugur

dalam menjalankan tugas  melayani dan

merawat pasien covid-19 di seluruh negeri.

Kapan semuanya ini akan berakhir? bisiknya lirih di dalam hati

Apakah masyarakat belum juga sadar pentingnya

laksanakan protokol kesehatan?

Ya Allah, Ya Rabb,

Aku sudah sagat lelah menjalankan tugasku

sebagai seorang nakes di masa pandemi ini.

Suasana begitu tidak pasti.

Maut setiap saat siap menjemput.

Setiap hari ada yang meninggal termasuk teman nakesku.

Berilah aku kekuatan dan ketulusan hati

untuk menjalankan tugasku menolong pasien-pasienku.

Hening, malam bertambah pekat dan sepi.

Hanya kesunyian malam yang  meliputi hatinya.

Di tengah keheningan yang dalam, terdengar

bisikan lembut di dalam hatinya.

Aku tahu kau letih, tapi ini jalanmu menuju Tuhan.

Ikutilah bimbingan-Nya dalam hening.

Dalam keheninganlah kau kan mendengar Dia berbisik.

Kesunyian adalah bahasa-Nya.

Dengarkanlah bisikan-Nya di dalam hatimu.

Hati adalah rahasia dalam rahasia.

Jalanilah profesimu sebagai dokter dengan penuh cinta.

Ini jalanmu, hanya jalanmu saja

tidak ada yang dapat menjalaninya untukmu.

Pertaruhkan dirimu demi cinta, kalau mau jadi

manusia sejati penolong sesama.

Di tengah situasi yang tidak pasti,

bak  malam penuh derita dan kegelapan,

jadilah seperti lilin, tebarkan cahaya dan kehangatanmu hingga fajar.

Sapalah  semua pasienmu dengan kasih Tuhan

yang bersemi di hatimu agar kau lihat apa-apa yang suci,

dan selamatkan hatimu dari gelapnya kesombongan dan kebencian.

jangan kau  pernah putus harapan,

Saat kau terima dengan rela kesulitan-kesulitan yang diberikan

kepadamu pintu  Sang Kekasih kan terbuka lebar.

Keajaiban  ada dalam yang kesulitan.

Setiap detik, dalam kesulitan,  bakarlah dirimu

dalam kobaran api cinta-Nya.

Nyalakan pelita harapan di setiap hati pasienmu

dengan api cinta-Nya .

Tak perlu kau pergi kemana-mana tuk dapatkan

kebahagiaan dan kedamaian,

melanconglah ke dalam hati pasienmu

Mandilah dalam cerlang senyum indah pasienmu

saat mereka merasakan kehadiran dan  kasihmu.

Saat kau rasakan kegembiraan penuh kedamaian

liputi hati pasienmu, saat itulah kau rasakan dekapan

hangat-Nya merangkul dirimu.

Disandera oleh pikiran-pikiranmu sendiri kau cemas akan semuanya.

Cemas apakah kau dan kawan-kawan dapat melewati pandemi ini.

Cemas maut menjemputmu.

Tapi sekali kau mabuk cinta tuk menolong sesama

apapun yang kan terjadi, terjadilah kau tak perduli.

Kau hidup lebih dalam di hatimu dan

mata air kasihmu jadi lebih jernih dan bersih

tuk hapuskan dahaga pasienmu.

Biarkan kesedihan liputi hatimu karena ketidakberdayaanmu. .

Kesedihan siapkanmu  tuk  sukacita nan menjelang

Sang Kekasih kan sapu bersih semua isi rumah

kesombonganmu agar kesadaran akan Kemaha Kekuasaan-Nya

menyentuh hatimu dan sukacita-Nya dapatkan ruang untuk masuk.

Kematian setiap saat datang membauimu,  menunggu

saat yang  telah ditetapkan tuk menjemput ruhmu.

Semua orang takut mati,  tapi hati yang penuh cinta

pada sesama hanya tertawa menjemput maut.

Jazadnya  lebur di dalam tanah namun ruhnya abadi

dalam pelukan Sang Kekasih.

Akankah tiram risau apa yang terjadi pada cangkangnya?

Apapun yang menimpa  cangkangnya tidak merusak mutiaranya.

Kilau mutiaranya tetap indah abadi menyinari setiap hati.

Sebelum kematian mengambil apa-apa yang diberikan kepadamu,

berikan apa saja yang dapat  kau berikan.

Berikan semuanya, jangan ada yang tersisa karena semuanya titipan.

Hilangkan dirimu, hilangkan dirimu dalam cinta sesama

agar kau temukan Kasih Sayang-Nya.

Bila taqdir menentukan kau terpapar covid, 

dan sebagai ahli kau sadar kecil kemungkinan untuk sembuh

sambutlah maut dengan senyum di hati,

ia akan membawamu menjumpai Kekasihmu.

Seperti yang telah dilakukan sejawatmu, berikan

ventilatormu kepada pasien yang besar

kemungkinan untuk sembuh.

Di akhir hayatmu, saat hanya satu nafas tertinggal,

mintalah  sejawatmu  duduk di sampingmu tuk melantunkan

kalam suci di telingamu.

Lantunan indah kalam suci kan mengiringi gerak bibirmu

mengesakan Tuhanmu, Kekasihmu.

Kau syahid dalam dekapan Kasih Sayang-Nya

La ilaha illallah…

Katakan kepada keluargamu, sejawatmu, para nakes

dan sahabat-sahabatmu,

saat lihat peti jenazahmu dibawa ambulan menuju

pemakaman tempat peristirahatanmu yang terakhir,

jangan tangisi kepergianmu.

Katakan kepada mereka tuk mengiringi kepergianmu dengan doa

Kau tidak mati, kau telah sampai di keabadian cinta.

———————-

Puisi untuk pahlawan kemanusiaan,

sahabatku para dokter, perawat, mahasiswa

profesi kedokteran dan keperawatan,

tenaga kesehatan, dan relawan.

Darma baktimu untuk kemanusiaan takkan terlupakan.

Semoga Allah memberikan kekuatan,

keikhlasan dan kesabaran dalam menjalankan tugas

kemanusiaan yang mulia ini, aamiin.

Bandung 15 Juli 2021

Safwan Hadi

: Dosenku…. selalu membuat renungan puitik…. (Sup)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button