
KUDUS, dupanews.id – Pemerintah Kabupaten Kudus tengah berupaya keras menangani kasus Covid-19 yang semakin meningkat dari hari ke hari. Apalagi, kasus Covid-19 di Kudus ini sudah menjadi perhatian nasional. Oleh sebab itu, perlu penanganan secara tuntas dan menyeluruh.
Demikian disampaikan oleh Bupati Kudus Hartopo saat memimpin Rapat Penanganan Covid-19 di Command Center Dinas Kominfo, Selasa (25/5). Rapat dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan OPD terkait, Direktur Rumah Sakit se-Kudus dan berjalan hingga hampir tengah malam.
“Sudah jadi perhatian nasional. Maka, hari ini kita buat keputusan agar kasus Covid-19 di Kudus bisa segera tertangani dengan tuntas,” ungkap Hartopo.

Pada kesempatan yang sama itu, Hartopo turut menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan dan pihak Rumah Sakit agar selalu berkoordinasi. Utamanya, terkait kebutuhan tempat tidur pasien dan tenaga kesehatan.
Rumah Sakit pun diminta untuk menambah jumlah ruang. Tidak lain adalah untuk menghindari penolakan pasien.
“Selalu koordinasi, minta datanya. Rumah sakit harus siap menambah ruang isolasi atau ruang penanganan. Untuk nakes, kita siapkan relawan,” imbuhnya.
Selain penanganan secara medis, Pemerintah Kabupaten Kudus juga menyoroti aktivitas masyarakat, tempat wisata, dan pusat perekonomian yang belum maksimal dalam hal penerapan protokol kesehatan. Aktivitas di tempat tersebut perlu diperketat. Hal ini semata untuk mengantisipasi agar sebaran virus Corona tidak semakin meluas.
“Semua harus sangat ketat. Untuk hajatan, mohon tamu bisa dibatasi dan makanan untuk dihantar atau ditaruh di keranjang (hamper/red) saja. Jika makan di tempat, maka pihak kepolisian akan membubarkan,” pungkas Hartopo.
Hampir senada dengan apa yang disampaikan Hartopo, Ketua DPRD Kudus, Masan mengatakan, pengetatan aktivitas masyarakat harus benar-benar dijalankan oleh seluruh elemen tim Satgas Covid-19.
Pihaknya akan menyoroti masyarakat yang punya hajatan agar dapat diantisipasi dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Kudus.
“Sekarang lagi rame ‘duwe gawe’ di Kudus. Ini yang perlu kita antisipasi. Jangan sampai ini justru menimbulkan klaster baru,” ujarnya.