Rp. 500.000, Naik Jeep Dari Situs Patiayam- Bendung Logung

Kudus, Dupanews.id – Mumpung besok hari Minggu ( 31/10/2021) hari libur dan belum ada jadwal acaranya. Tidak ada salahnya jika mencoba melihat dari dekat Museum Situs Patiayam di Desa Terban Kecamatan Jekulo. Sekitar 11 kilometer timur pusat Kota Kretek.
Kemudian setelah melihat koleksi aneka jenis fosil yang berumur antara 700 – 1,5 juta tahun lalu beranjak menuju obyek wisata air di Desa Tanjungrejo, yang berjarak hanya sekitar 2,5 kilometer barat Museum Patiayam. Setelah itu menuju bendung Logung yang berjarak sekitar 3 kilometera. “Kami siapkan spead boat- perahu cepat bermesin. Dan terakhir makan nasi lodeh godhong (daun) jati. Biayanya cuma Rp 500.000 untuk 4 orang. Untuk angkutannya kami sediakan sebuah Jeep. Sebuah paket ceria, menyambut kembali kehadiran tempat wisata- setelah lebih dari setahun diterjang Covid-19,” tutur Himawan, pengelola wisata Patiayam adventure( petualangan patiayam), Sabtu malam ( 30/10/2021).
Ia menambahkan setelah setahun lebih menyodorkan petualangan patiayam dengan jeep, warung makanan tradisional, hingga penginapan di rumah kuno milik keluarga, berniat untuk beralih ke pasar menengah ke atas. “Dengan sistem paket dan reservasi ( pesan terlebih dahulu). Kami juga membuka jaringan- kerjasama dengan pengelola Desa Wisata Tanjungrejo dan bendung Logung. “ ujarnya.
Himawan sebenarnya juga setuju, jika wisata petualangan Patiayam juga menembus Dukuh Karangsubur Kecamatan Klaling. Sebagian wilayah dukuh ini berada di atas kawasan waduk Logung, yang menyajikan sebuah panorama alam yang disebut sebut mirip Raja Ampat di Papua. “ Kami akan koordinasi dengan Perum Perhutani, Kelompok Tani Hutan (KTH) dan para Kepala Desa di seputar Bukit Patiayam. Akan lebih baik lagi jika pemerintah kabupaten-dinas instansi terkait saling dukung-saling melengkapi,”
Baca Juga : Gardu Atraksi Situs Patiayam Tidak Terawat
Kepala Desa Terban Supeno, yang ditemui terpisah juga sangat antusias jika diajak untuk melestarikan dan mengembangkan Situs Patiayam. “Saya juga ikut ambil bagian, karena sesuai “ramalan” sepuh dan pinesepuh Patiayam akan berubah menjadi sebuah kota baru. Kami sudah buka tiga gua, membangun satu mushola dan mengibarkan bendera merah putih di atas perbukitan. Itu langkah awal dan akan terus kami tindak lanjuti dengan langkah langkah berikutnya,” tegasnya.(Sup)